ASAL MULA GAMELAN BALI
A.
Masa
Prasejarah (2000 S.M. - ABAD VIII)
Gamelan
yang tertua sudah ditemukan mulai zaman prasejarah, wujudnya sama dengan musik
musik yang terdapat didaerah pedalaman Kalimantan. Masij menggunakan jenis
jenis instrumen sederhana seperti uding, suling, dll.
Alat
musik yang ditemukan pada waktu itu adalah : Okokan(bel sapi),
kepuakan(Instrumen bamboo penghalang burung), sundari(buluh perindu),
taluktak(perkusi bambu dan batu yang bunyinya ditimbulkan dari percikan air),
sangkha(terompet dari kulit kerang), guangan(sundari dari layang layang), kul
kul(kentongan), lesung(batu atau kayu tempat menumbuk padi), genggong(harpa
mulut), suling somi(seruling jerami), tektekan(perkusi batu), koprak(sejenins
kentongan panjang yang terbuat dari batu) dll.
Di
daerah Tabanan Bali, ada tektekan dan Okokan, digunakan untuk upacara Maupun
untuk hiburan yang bersifat sekuler. Perkembangan pada saat ini mengalami
kemajuan pesat terutama pada masa perundagian di Bali yang mana berbagai jenis
bijih logam telah diolah dijadikan berbagai jenis alat alat gamelan. Salah satu
contoh dari kesenian itu adalah berupa sebuah nekara perunggu yang kini
disimpan disimpan di Pura Penataran Sasih pejeng, Gianyar. Masyarakat Bali
mengenal nekara itu sebagai Bulan Pejeng, merupakan sebuah nekara yang sangat
besar ukurannya, meliputi tinggi 1,86m, dan garis tengah bidang pukulnya 1,60
meter.
Kini
di Bali, terdapat sebuah jenis gong yang diduga merupakan evolusi dari nekara
yaitu gong Bheri atau gong tanpa pencon(tonjolan), yang terdapat didesa desa
pesisir sanur, Denpasar. Instrument bende, sebuah gong yang tonjolannya datar
dalam gamelan gong Kuna(kebyar) dan kajar, sejenis bende kecil dalam gamelan
dramatari opera Arja menunjukkan adanya indikasi evolusi diatas. Namun
demikian, bahwa istilah Bheri itu sendiri baru muncul pada Kakawin Ramayana.
B.
Masa
Pemerintahan Raja - Raja Bali Kuna (ABAD IX - XIV)
Masayarakat Bali Kuna pada
saat itu telah mengenal usaha kerajinan dan pertukangan yang bersifat mandiri.
Kangsa (perajin perunggu) dan Pande Wsi (perajin besi) adalah profesi yang
diduga sebagai pembuat gamelan pada saat itu. Keberadaan gamelan pada masa ini
diketahui melalui prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja Bali Kuna.
C.
Masa
Kedatangan Orang - Orang Majapahit, Masa Kejayaan Raja - Raja Gelgel Dan
Klungkung (ABAD XIV - XIX)
Kedatangan
orang orang Majapahit ke Bali, sesungguhnya sudah mulai ketika jatuhnya raja Bedulu
yaitu raja Bhatara Sri Asta Asura Bumi Banten pada tahun 1343 masehi yang
beberapa tahun kemudian ratu Tribhuwana Tungga Dewi dan Patih Gajamada dari
Majapahit mengangkat Sri Kresna Kepakisan yang berasal dari Kediri menjadi raja
di Bali pada tahun 1350 masehi.
Hubungan
Bali dan Jawa lebih memuncak lagi ketika Majapahit jatuh ketangan Islam pada
permulan abad XVI(tahun 1527 masehi) dan banyak orang orang jawa yang berpindah
ke Bali, serta menurunkan kesenian mereka dari satu generasi ke generasi seterusnya.
Kesenian
Bali mencapai puncak keemasannya yaitu dengan terciptanya drama tari gambuh,
wayang wong, arja, legong keraton, dan kesenian klasik lainnya, serta masing2
kesenia itu tumbuh dengan gamelannya sendiri. Misalnya drama tari gambuh
diiringi seperangkat gamelan gambuh yang alat2nta terdiri atas suling
gambuh(seruling bambu panjang), rebab(sejenis lute dengan 2 dawai),
kendang(gendrang), kempur(kempul), kemanak(gumanak, indiofon perunggu),
kecer(simbal) dan beberapa instrument perkusi lainnya.
D.
Masa
Pemerintahan Belanda (1846 - 1945)
Sejak
dihapuskannya hak tawan karang dan sistem perbudakan di Bali yang dimulai tahun
1846, raja raja bali melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda yang
memicu terjadinya Puputan Jagaraga(1849), Puputan Kusamba(1849), Puputan
Badung(1906), Puputan Klungkung(1908) yang mengakibatkan pemerintah belanda
menguasai Bali secara total. Sejak itu pula Bali mengalami lembaran masa baru,
pembaharuan dibidang politik, adsministrasi dan sosial budaya.
Pada
abad XX, tepatnya pada tahun 1914 di Bali utara muncul sebuah gamelan gaya baru
yang dinamakan gong Kebyar. Gong kebyar adalah ansambel perkusi yang diturunkan
dari gamelan gong kuna terdiri dari jenis jenis instrument seperti sepasang
gong ageng, kempur, bende, kajar, kemong, terompong, reong, gangsa giying.
E.
Masa
Kemerdekaan (1945 - AKHIR ABAD XX)
Perang kemerdekaan dan persiapan proklamasi kemerdekaan republic
Indonesia mengehentikan kreatifitas kebyar, dan baru pada tahun 1951 I Mario
menciptakan sebuah tari Oleg tambulilingan yang dipentaskan oleh seorang wanita
dan seorang laki laki. Terciptanya Oleg tambulilingan ini mengubah konsep
estetika dalam tari kebyar yaitu dari penari laki laki atau perempuan tungggal
mejadi duet laki laki dan perempuan. Konsep duet ini diartikan sebagai tarian
wanita dibedakan dengan tarian laki laki, baik dari segi koreografi maupun dari
tata busana dan tata riasnya. Musik yang sama ditarikan oleh dua watak yang
berbeda laki laki dan perempuan.
Duet
ini akhirnya memberi inspirasi munculnya tari kelompok dalam tari kebyar
seperti tari rajapala yang ditarikan oleh seorang laki laki dan 5 orang
perempuan, sebaliknya tari kupu kupu tarung 1958 seluruhnya ditarikan oleh 7
orang perempuan. Sejak akhir than 1950an ini konsep kebyar telah berubah dari
tari duet menjadi tari kelompok.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar, dan Berkomentar dengan sopan, terimakasih..