Thursday 3 March 2016

ASAL MULA GAMELAN BALI


ASAL MULA GAMELAN BALI

A.    Masa Prasejarah (2000 S.M. - ABAD VIII)

Gamelan yang tertua sudah ditemukan mulai zaman prasejarah, wujudnya sama dengan musik musik yang terdapat didaerah pedalaman Kalimantan. Masij menggunakan jenis jenis instrumen sederhana seperti uding, suling, dll.

Alat musik yang ditemukan pada waktu itu adalah : Okokan(bel sapi), kepuakan(Instrumen bamboo penghalang burung), sundari(buluh perindu), taluktak(perkusi bambu dan batu yang bunyinya ditimbulkan dari percikan air), sangkha(terompet dari kulit kerang), guangan(sundari dari layang layang), kul kul(kentongan), lesung(batu atau kayu tempat menumbuk padi), genggong(harpa mulut), suling somi(seruling jerami), tektekan(perkusi batu), koprak(sejenins kentongan panjang yang terbuat dari batu) dll.

Di daerah Tabanan Bali, ada tektekan dan Okokan, digunakan untuk upacara Maupun untuk hiburan yang bersifat sekuler. Perkembangan pada saat ini mengalami kemajuan pesat terutama pada masa perundagian di Bali yang mana berbagai jenis bijih logam telah diolah dijadikan berbagai jenis alat alat gamelan. Salah satu contoh dari kesenian itu adalah berupa sebuah nekara perunggu yang kini disimpan disimpan di Pura Penataran Sasih pejeng, Gianyar. Masyarakat Bali mengenal nekara itu sebagai Bulan Pejeng, merupakan sebuah nekara yang sangat besar ukurannya, meliputi tinggi 1,86m, dan garis tengah bidang pukulnya 1,60 meter.

Kini di Bali, terdapat sebuah jenis gong yang diduga merupakan evolusi dari nekara yaitu gong Bheri atau gong tanpa pencon(tonjolan), yang terdapat didesa desa pesisir sanur, Denpasar. Instrument bende, sebuah gong yang tonjolannya datar dalam gamelan gong Kuna(kebyar) dan kajar, sejenis bende kecil dalam gamelan dramatari opera Arja menunjukkan adanya indikasi evolusi diatas. Namun demikian, bahwa istilah Bheri itu sendiri baru muncul pada Kakawin Ramayana.

B.     Masa Pemerintahan Raja - Raja Bali Kuna (ABAD IX - XIV)

Masayarakat Bali Kuna pada saat itu telah mengenal usaha kerajinan dan pertukangan yang bersifat mandiri. Kangsa (perajin perunggu) dan Pande Wsi (perajin besi) adalah profesi yang diduga sebagai pembuat gamelan pada saat itu. Keberadaan gamelan pada masa ini diketahui melalui prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja Bali Kuna.



C.    Masa Kedatangan Orang - Orang Majapahit, Masa Kejayaan Raja - Raja Gelgel Dan Klungkung (ABAD XIV - XIX)

Kedatangan orang orang Majapahit ke Bali, sesungguhnya sudah mulai ketika jatuhnya raja Bedulu yaitu raja Bhatara Sri Asta Asura Bumi Banten pada tahun 1343 masehi yang beberapa tahun kemudian ratu Tribhuwana Tungga Dewi dan Patih Gajamada dari Majapahit mengangkat Sri Kresna Kepakisan yang berasal dari Kediri menjadi raja di Bali pada tahun 1350 masehi.
Hubungan Bali dan Jawa lebih memuncak lagi ketika Majapahit jatuh ketangan Islam pada permulan abad XVI(tahun 1527 masehi) dan banyak orang orang jawa yang berpindah ke Bali, serta menurunkan kesenian mereka dari satu generasi ke generasi seterusnya.
Kesenian Bali mencapai puncak keemasannya yaitu dengan terciptanya drama tari gambuh, wayang wong, arja, legong keraton, dan kesenian klasik lainnya, serta masing2 kesenia itu tumbuh dengan gamelannya sendiri. Misalnya drama tari gambuh diiringi seperangkat gamelan gambuh yang alat2nta terdiri atas suling gambuh(seruling bambu panjang), rebab(sejenis lute dengan 2 dawai), kendang(gendrang), kempur(kempul), kemanak(gumanak, indiofon perunggu), kecer(simbal) dan beberapa instrument perkusi lainnya.

D.    Masa Pemerintahan Belanda (1846 - 1945)
Sejak dihapuskannya hak tawan karang dan sistem perbudakan di Bali yang dimulai tahun 1846, raja raja bali melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda yang memicu terjadinya Puputan Jagaraga(1849), Puputan Kusamba(1849), Puputan Badung(1906), Puputan Klungkung(1908) yang mengakibatkan pemerintah belanda menguasai Bali secara total. Sejak itu pula Bali mengalami lembaran masa baru, pembaharuan dibidang politik, adsministrasi dan sosial budaya.

Pada abad XX, tepatnya pada tahun 1914 di Bali utara muncul sebuah gamelan gaya baru yang dinamakan gong Kebyar. Gong kebyar adalah ansambel perkusi yang diturunkan dari gamelan gong kuna terdiri dari jenis jenis instrument seperti sepasang gong ageng, kempur, bende, kajar, kemong, terompong, reong, gangsa giying.

E.     Masa Kemerdekaan (1945 - AKHIR ABAD XX)
 Perang kemerdekaan dan persiapan proklamasi kemerdekaan republic Indonesia mengehentikan kreatifitas kebyar, dan baru pada tahun 1951 I Mario menciptakan sebuah tari Oleg tambulilingan yang dipentaskan oleh seorang wanita dan seorang laki laki. Terciptanya Oleg tambulilingan ini mengubah konsep estetika dalam tari kebyar yaitu dari penari laki laki atau perempuan tungggal mejadi duet laki laki dan perempuan. Konsep duet ini diartikan sebagai tarian wanita dibedakan dengan tarian laki laki, baik dari segi koreografi maupun dari tata busana dan tata riasnya. Musik yang sama ditarikan oleh dua watak yang berbeda laki laki dan perempuan.

Duet ini akhirnya memberi inspirasi munculnya tari kelompok dalam tari kebyar seperti tari rajapala yang ditarikan oleh seorang laki laki dan 5 orang perempuan, sebaliknya tari kupu kupu tarung 1958 seluruhnya ditarikan oleh 7 orang perempuan. Sejak akhir than 1950an ini konsep kebyar telah berubah dari tari duet menjadi tari kelompok.


 ASAL MULA GAMELAN BALI

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar, dan Berkomentar dengan sopan, terimakasih..