Wednesday 16 September 2015

Kisah Si Botak, Si Belang dan Si Buta

Abu Hurairah R.A mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil: Si Botak, Si Belang dan Si Buta. Allah berkehendak menguji mereka. Diutuslah kepada mereka seorang Malaikat dalam rupa manusia. Datanglah Malaikat itu kepada Si Belang dan berkata," apakah yang kau inginkan?" Jawabnya, kulit dan rupa yang bagus serta sembuhnya penyakit yang menyebabkan orang jijik kepadaku." Dia lalu diusapkan oleh Malaikat. Seketika hilang penyakitnya dan berganti rupa serta kulit yang halus. Kemudian ditanya lagi, "Kekayaan apa yang kau inginkan?" Jawabnya, "Unta." Maka diberinya satu ekor unta yang sedang hamil sambil didoakan "Barakallahu laka fiha." (Semoga Allah memberkahi unta ini kepadamu).


Malaikat datang kepada Si Botak dan bertanya" apakah yang kau inginkan? Jawabnya "rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yang menyebakan aku hina dalam pandangan manusia." Maka di usapnya dia.Seketika itu juga tumbuh rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang kau  inginkan?" Jawabnya "Lembu." Maka diberinya seekor lembu hamil sambil didoakan "Barakallahu laka fiha." (Semoga Allah memberkahi lembu itu kepadamu).
Malaikat datang kepada Si Buta dan bertanya" apakah yang kau inginkan? Jawabnya "kembalinya daya penglihatanku supaya aku dapat melihat." Maka di usapnya dia.Segera pula terbuka matanya dapat melihat.Selanjutnya ditanya, "Kekayaan apa yang kau  inginkan?" Jawabnya "Kambing." Maka diberinya seekor kambing hamil sambil didoakan.

Setelah beberapa tahun, dan masing-masing mereka sudah mempunyai kawasan tersendiri yang penuh dengan unta, atau lembu, atau kambing. Maka datanglah Malaikat itu kepada Si Belang dalam rupa seorang miskin, laksana keadaan Si Belang dahulu pada waktu belum sembuh dan kaya itu.Malaikat berkata, " Aku seorang miskin yang kehabisan bekal di perjalanan. Tiada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan Allah dan bantuanmu. Aku mengharap demi Allah, yang memberi rupa dan kulit yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini."Jawab Si Belang," Hak-hak orang miskin masih banyak. Aku tidak dapat memberimu apa-apa. Silakan mita saja di lain tempat. "Berkata Malaikat itu, "Aku merasa mengenalmu. Tidakkah kau dahulu belang dan orang-orang merasa jijik kepadamu, juga seorang miskin, lalu Allah memberimu kekayaan? "Jawabnya, " Aku mewarisi kekayaan ini dari orang-orang tuaku sejak dulu." Malaikat itu berkata, " Jika kau berdusta, semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti sedia kala."

Malaikat kemudian pergi kepada Si Botak dengan menyamar seperti keadaan Si Botak dahulu. Dia berkata pula kepada Si Botak  sebagaimana yang dikatakan kepada Si Belang. Namun dia juga mendapatkan jawaban seperti jawaban Si Belang, hingga didoakan, "Jika kau berdusta semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti sedia kala." Dan akhirnya datanglah Malaikat kepada Si Buta dengan menyamar seperti keadaan Si Buta dahulu semasa miskin. Katanya, "Seorang miskin dan orang rantau kehabisan bekal perjalanan, kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu  satu kambing saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab Si Buta, "Dulu aku buta, lalu Allah berikan penglihatanku, maka sekarang ambillah sesukamu. Aku tidak akan memberatkan sesuatupun kepadamu yang kau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat," maka janganlah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu diuji. maka Allah rdha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu" (HR.Bukhari dan Muslim)

Kisah yang di tuturkan secara rinci oleh Hadis di atas merupakan kisah yang sering dialami banyak orang, khususnya orang yang mengaku beriman. Betapa banyak pelajar yang fakir, bisa lulus dan dijadikan kaya oleh Allah SWT, lalu lupa dan membatasi diri. Mereka enggan mengambil pelajaran dari orang lain. begitu pula pegawai dan orang-orang yang memiliki harta kekayaan pangkat dan kekuasaan hendaklah seseorang menjaga diri agar terhindar dari sifat pelit dan sombong. 
Kisah tersebut memberikan banyak hikmah yang kepada kita, diantaranya yang terpenting adalah:
  1. Allah menguji dengan kekayaan dan kebaikan sebagaimana Dia menguji dengan kefakiran dan keburukan.
  2. Sikap bersyukur akan melestarikan nikmat yang ada di samping bisa menarik nikmat yang hilang
  3. Anjuran mengambil manfaat terhadap hikmah yang benar dari manapu sumbernya.
Demikianlah semoga kisah ini menjadi pelajaran buat kita semua Wallahu muwafiq ila aqwa mittarq.