Thursday 3 March 2016

ASAL MULA GAMELAN BALI


ASAL MULA GAMELAN BALI

A.    Masa Prasejarah (2000 S.M. - ABAD VIII)

Gamelan yang tertua sudah ditemukan mulai zaman prasejarah, wujudnya sama dengan musik musik yang terdapat didaerah pedalaman Kalimantan. Masij menggunakan jenis jenis instrumen sederhana seperti uding, suling, dll.

Alat musik yang ditemukan pada waktu itu adalah : Okokan(bel sapi), kepuakan(Instrumen bamboo penghalang burung), sundari(buluh perindu), taluktak(perkusi bambu dan batu yang bunyinya ditimbulkan dari percikan air), sangkha(terompet dari kulit kerang), guangan(sundari dari layang layang), kul kul(kentongan), lesung(batu atau kayu tempat menumbuk padi), genggong(harpa mulut), suling somi(seruling jerami), tektekan(perkusi batu), koprak(sejenins kentongan panjang yang terbuat dari batu) dll.

Di daerah Tabanan Bali, ada tektekan dan Okokan, digunakan untuk upacara Maupun untuk hiburan yang bersifat sekuler. Perkembangan pada saat ini mengalami kemajuan pesat terutama pada masa perundagian di Bali yang mana berbagai jenis bijih logam telah diolah dijadikan berbagai jenis alat alat gamelan. Salah satu contoh dari kesenian itu adalah berupa sebuah nekara perunggu yang kini disimpan disimpan di Pura Penataran Sasih pejeng, Gianyar. Masyarakat Bali mengenal nekara itu sebagai Bulan Pejeng, merupakan sebuah nekara yang sangat besar ukurannya, meliputi tinggi 1,86m, dan garis tengah bidang pukulnya 1,60 meter.

Kini di Bali, terdapat sebuah jenis gong yang diduga merupakan evolusi dari nekara yaitu gong Bheri atau gong tanpa pencon(tonjolan), yang terdapat didesa desa pesisir sanur, Denpasar. Instrument bende, sebuah gong yang tonjolannya datar dalam gamelan gong Kuna(kebyar) dan kajar, sejenis bende kecil dalam gamelan dramatari opera Arja menunjukkan adanya indikasi evolusi diatas. Namun demikian, bahwa istilah Bheri itu sendiri baru muncul pada Kakawin Ramayana.

B.     Masa Pemerintahan Raja - Raja Bali Kuna (ABAD IX - XIV)

Masayarakat Bali Kuna pada saat itu telah mengenal usaha kerajinan dan pertukangan yang bersifat mandiri. Kangsa (perajin perunggu) dan Pande Wsi (perajin besi) adalah profesi yang diduga sebagai pembuat gamelan pada saat itu. Keberadaan gamelan pada masa ini diketahui melalui prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-raja Bali Kuna.



C.    Masa Kedatangan Orang - Orang Majapahit, Masa Kejayaan Raja - Raja Gelgel Dan Klungkung (ABAD XIV - XIX)

Kedatangan orang orang Majapahit ke Bali, sesungguhnya sudah mulai ketika jatuhnya raja Bedulu yaitu raja Bhatara Sri Asta Asura Bumi Banten pada tahun 1343 masehi yang beberapa tahun kemudian ratu Tribhuwana Tungga Dewi dan Patih Gajamada dari Majapahit mengangkat Sri Kresna Kepakisan yang berasal dari Kediri menjadi raja di Bali pada tahun 1350 masehi.
Hubungan Bali dan Jawa lebih memuncak lagi ketika Majapahit jatuh ketangan Islam pada permulan abad XVI(tahun 1527 masehi) dan banyak orang orang jawa yang berpindah ke Bali, serta menurunkan kesenian mereka dari satu generasi ke generasi seterusnya.
Kesenian Bali mencapai puncak keemasannya yaitu dengan terciptanya drama tari gambuh, wayang wong, arja, legong keraton, dan kesenian klasik lainnya, serta masing2 kesenia itu tumbuh dengan gamelannya sendiri. Misalnya drama tari gambuh diiringi seperangkat gamelan gambuh yang alat2nta terdiri atas suling gambuh(seruling bambu panjang), rebab(sejenis lute dengan 2 dawai), kendang(gendrang), kempur(kempul), kemanak(gumanak, indiofon perunggu), kecer(simbal) dan beberapa instrument perkusi lainnya.

D.    Masa Pemerintahan Belanda (1846 - 1945)
Sejak dihapuskannya hak tawan karang dan sistem perbudakan di Bali yang dimulai tahun 1846, raja raja bali melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda yang memicu terjadinya Puputan Jagaraga(1849), Puputan Kusamba(1849), Puputan Badung(1906), Puputan Klungkung(1908) yang mengakibatkan pemerintah belanda menguasai Bali secara total. Sejak itu pula Bali mengalami lembaran masa baru, pembaharuan dibidang politik, adsministrasi dan sosial budaya.

Pada abad XX, tepatnya pada tahun 1914 di Bali utara muncul sebuah gamelan gaya baru yang dinamakan gong Kebyar. Gong kebyar adalah ansambel perkusi yang diturunkan dari gamelan gong kuna terdiri dari jenis jenis instrument seperti sepasang gong ageng, kempur, bende, kajar, kemong, terompong, reong, gangsa giying.

E.     Masa Kemerdekaan (1945 - AKHIR ABAD XX)
 Perang kemerdekaan dan persiapan proklamasi kemerdekaan republic Indonesia mengehentikan kreatifitas kebyar, dan baru pada tahun 1951 I Mario menciptakan sebuah tari Oleg tambulilingan yang dipentaskan oleh seorang wanita dan seorang laki laki. Terciptanya Oleg tambulilingan ini mengubah konsep estetika dalam tari kebyar yaitu dari penari laki laki atau perempuan tungggal mejadi duet laki laki dan perempuan. Konsep duet ini diartikan sebagai tarian wanita dibedakan dengan tarian laki laki, baik dari segi koreografi maupun dari tata busana dan tata riasnya. Musik yang sama ditarikan oleh dua watak yang berbeda laki laki dan perempuan.

Duet ini akhirnya memberi inspirasi munculnya tari kelompok dalam tari kebyar seperti tari rajapala yang ditarikan oleh seorang laki laki dan 5 orang perempuan, sebaliknya tari kupu kupu tarung 1958 seluruhnya ditarikan oleh 7 orang perempuan. Sejak akhir than 1950an ini konsep kebyar telah berubah dari tari duet menjadi tari kelompok.


 ASAL MULA GAMELAN BALI

Sejarah Gamelan


1.      Latar Belakang Sejarahnya
Untuk mengungkap sejarah asal mula suatu kesenian seperti seni gong kebyar di Banjar Mumbi,ds,pupuan ,Tegallalang,Gianyar, sungguh tidak mudah. Kesulitan-kesulitan yang menyebabkannya adalah kurangnya data-data mengenai gamelan tersebut dan hampir tidak ada data-data tertulis yang memuat tentang gamelan gong kebyar tersebut.
Namun demikian dari beberapa informasi yang penulis hubungi, telah berhasil penulis kumpulkan sejumlah informasi baik dari anggota sekaa maupun informan-informan luar yang mampu memberikan keterangan mengenai data-data tentang asal mula dari gamelan gong kebyar ini.
Gamelan Kebyar yang hingga kini masih aktif dimainkan oleh masyarakat Bali. Barungan-barungan ini didominir oleh alat-alat instrument pukul, tiup dan beberapa instrumen Instrumen-instrumen ini ada yang dibuat dari bambu, kayu dan perunggu (krawang). Gamelan-gamelan ini sebagian besar milik kelompok masyarakat, hanya beberapa saja diantaranya merupakan milik pribadi/perorangan. Berdasar jumlah pemain atau penabuhnya, gamelan Bali dapat dikelompokkan barungan alit (kecil), madya (sedang) dan barungan ageng (besar). Baruangan gamelan alit pada umumnya dimainkan oleh 4-10 orang, ruangan madya antara 11-25 orang, sedangkan barungan ageng memerlukan diatas 25 orang. Dilihat dari usia barungan dan latar belakang sejarahnya, para pakar karawitan Bali membagi jenis-jenis gamelan yang ada didaerah ini kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu gamelan golongan tua, gamelan golongan madya, gamelan golongan modern.
Gamelan kebyar merupakan satu bentuk karya dari gamelan golongan madya  seni budaya yang ekspresif dan dinamis diterima masyarakat dan berkembang ke seluruh Bali, bahkan sampai keluar Bali. Sebagai karya baru, kebyar mampu menampung berbagai inspirasi yang muncul sari bentuk-bentuk seni tradisional yang telah ada.

 Gamelan Gong Kebyar secara umum  dan yang ada di Banjar mumbi,desa  pupuan Tegallalang ,Gianyar
Pemberian nama “Kebyar” terhadap karya seni tersebut tepat, karena perangkat gamelan baru itu betul mampu mengekspresikan karakter kebyar, yaitu keras, lincah, cepat, agresif, mengejutkan, muda, enerjik, gelisah, semangat, optimis, kejasmanian, ambisius, dab penuh emosional.
Gamelan baru pelog pancanada ini pada awalnya merupakan sebuah pengembangan dari asambel Gamelan Gong Gede, sebuah orkes agung gaya kuno yang sangat diperlukan pada hari-hari besar atau upacara odalan di pura. Gamelan tradisional ini merupakan sebuah asambel gamelan yang paling lengkap di Bali yaitu dengan banyak menggunakan instrument yang dimainkan kurang lebih enam puluh orang penabuh. Dalam perkembangannya menjadi Gamelan Kebyar ada beberapa instrument Gamelan Gong Gede yang dihilangkan, dikurangi, diubah bentuknya, dan ada pula yang tidak mengalami perubahan. Instrument yang dihilangkan
Secara pasti kapan terjadi perubahan dari Gamelan Gong Gede menjadi Gamelan Kebyar pada saat ini belum diketahui. Namun demikian ada satu informasi Anak Agung Gede Gusti Jelantik (Bupati Buleleng) yang dituturkan kepada Colin McPchee pada tahun 1937 yang menyebutkan bahwa Gamelan Kebyar pertama kali didengar dikalangan masyarakat umum pada bulan Desenber 1915 ketika tokoh gamelan di Bali Utara menyelenggarakan kompetisi Gamelan Kebyar di Jagaraga Buleleng. Data ini mendekati apa yang dikatakan Made Bandem bahwa Gamelan Kebyar telah terwujud di Bali pada tahun 1914. ini berarti masyarakat bali Slatan, meraka lebih dahulu terbuka terhadap pengaruh-pengaruh modern, khususnya setelah Bali sepenuhnya dapat dikuasai pemerintah Belanda.
Nah sekarang saya akan membicarakan sejarah berdirinya gamelan gong kebyar yang ada di desa saya yaitu dibanjar Mumbi Desa pupuan Tegallalang ,gianyar ,awal mulanya gong kebyar yang di desa saya yaitu karna adanya banjar petak yang sekarang disebut petak,Gianyar

2.      Instrumental Gamelan Kebyar
Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, ataupun peniadaan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 (lima) dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 (sembilan) atau 10 (sepuluh). Ceng-ceng kopyak yang terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) pasang dirubah menjadi 1 (satu) atau 2 (dua) set ceng-ceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 :
1.         Utama = Yang besar dan lengkap
2.         Madya = Yang semi lengkap
3.         Nista = Yang sederhana

Barungan yang utama terdiri dari:
Jumlah
Satuan
Instrumen
2
buah
 Giying , atau Ugal
4
buah
Pemade
4
buah
Gangse  kantilan
1
tungguh
reyong berpencon 12
1
tungguh
terompong berpecon 10
2
buah
kendang besar (lanang dan wadon
1
buah
Kempur
1
buah
2
buah
gong besar (lanang dan wadon)
1
buah
kemong (gong kecil)
1
buah
babende (gong kecil bermoncong pipih)
1
buah
kempli (semacam kajar)
3
buah
suling bambu
1
pangkon
Ceng-ceng




Instrumen gamelan gong kebyar yang ada dibanjar mumbi,pupuan,Gianyar. yaitu hanya ada:
1.Dua kendang ( lanang dan wadon)
2.Trompong                                             9. Bende
3.Dua ugal                                               10. Riong
4.Empat pemade                                    11.Sepasang gong( lanang wadong)
5.Empat kantilan                                    12. Bende.dan Kempur.
6.Sepasang jublag/calung                     14. Kajar
7.Sepasang jegogan                               15. Kempli dan ceng-ceng.
8.3 buah suling

Dilihat dari embat-nya (warna suaranya) terdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali yaitu:
•          Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede,
•          dari gamelan palegongan,
•          dan yang murni buatan baru.
Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara, kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.Embat gamelan gong kebyar yang di Taro yaitu embat gamelan pelegongan saih slisir. Gending yang diketahui antara lain: tabuh gilak,tabuh telu,tabuh besik dan tabuh pat yang diwariskan dari kakek-kakek  yang sudah tiada hingga sekarang masih lestari gending-gendingnya.

3.      Daftar informasi dari I WAYAN WIDNYANA
Nama informan: I Nyoman  Jengo
Umur : 46 Tahun
Alamat: banjar Mumbi,desa pupuan tegallalang ,Gianyar

4.      Fungsi dan teknik masing-masing instrument
Gamelan Gong Kebyar memiliki instrumentasi yang cukup besar.Masing-masing instrument dalam barungan memiliki fungsinya tersendiri sesuai dengan ciri khas gamelan gong kebyar
yaitu “NGEBYAR”. Sesuai dengan namanya Gong Kebyar, penerapan teknik juga enerjik. Repertoar gamelan gong kebyar memakai teknik-teknik yang sangat komplek. Masing-masing instrument telah memiliki teknik tersendiri dalam sebuah lagu. Begitu juga fungsi alat dalam perangkat/barungan saat memainkan lagu disesuaikan dengan kebutuhan lagu yang dibawakan.
Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
•          Satu tungguh trompong dalam barungan gong kebyar memiliki sepuluh buah oncol/pencon yang merupakan nada Andang rendah sampai nada ndung tinggi. Instrumen ini dimainkan oleh seorang penabuh dengan dua tangan memakai panggul yang disebut panggul trompong. Dalam sebuah barungan, instrumen ini berfungsi untuk pembawa lagu, juga membuka/pengawit sebuah gending yang dalam barungan membawa melodi dengan
tekniknya tersendiri. Gagebug trompong sekar tanjung susun namanya. Sistem ini adalah gambaran keindahan permainan trompong yang dalam sub tekniknya seperti: Ngembat, Ngempyung, Nyilih asih, nguluin, nerumpuk, ngantu, niltil, ngunda dan ngoret.
•          Satu tungguh instrument Reyong. Instrumen riyong adalah satu instrument yang berbentuk memanjang. Instrumen ini memiliki jumlah moncol/pencon sebanyak 12 buah dengan susunan nada dari nada : 5 7 1 3 4 5 7 1 3 4 5 7 dibaca ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, dan ndung. Reyong dimainkan oleh empat orang penabuh dengan mempergunakan masing-masing dua buah panggul pada tangan kanan dan kiri. Teknik permainan yang diterapkan adalah tehnik ubit-ubitan yang dalam barungan gamelan sepadan dengan cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada teknik permainan polos dan sangsih yang dalam lontar Prakempa disebut gagebug .(Bandem:1991:16). Lebih lanjut dalam lontar ini gagebug rereyongan disebut I gajah mina namanya. Pemain reyong pertama dan ketiga (dari kiri) memainkan pukulanpolos, sedangkan pemain kedua dan keempat memainkan pukulan sangsih. Setiap pemain reyong memiliki wilayah nada untuk dapat memainkan teknik-teknik di atas.
•          Dua buah Instrumen Ugal. Instrumen ugal/giying adalah sebuah instrument yang mempunyai jumlah bilah 10 (sepuluh) buah dengan susunan nada-nadanya dari kiri ke kanan. 4 5 7 1 3 4 5 7 1 3 dibaca ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, dan nding. Instrumen ini dimainkan oleh seorang pemain dengan alat pemukul (panggul). Fungsi dalam barungan adalah sebagai pembawa melodi dan memulai sebuah gending yang dibawakan. Selain itu instrument ugal dapat mengendalikan atau memimpin sebuah lagu untuk pemberian keras lirih/nguncab-ngees sebuah gending. Beberapa tehnik pukulannya adalah: Ngoret, Ngerot, netdet, ngecek, neliti, ngucek, gegejer, oncang-oncangan dan ngantung.
•          Gansa pemade dan gangsa kantil. Barungan Gong Kebyar memiliki empat instrument gangsa pemade dan empat instrumen gangsa kantil. Instrumen ini memiliki sepuluh nada dalam tungguhnya, dan urutan nadanya sama dengan instrument ugal. Hanya saja instrument kantil lebih tinggi oktafnya dari gangsa pemade. Jadi secara estetika perbedaan oktaf tersebut untuk seimbangan dan harmonisasi. Kedelapan instrumen ini berfungsi membuat jalinan-jalinan/kotekan dalam sebuah gending. Pemberian ilustrasi oleh instrument ini dapat memperkuat lagu pokok. Beberapa teknik gagebug/pukulan yang diterapkan dalam instrument gangsa seperti: teknik pukulan nyogcag, bebaru, tetorekan, norot, ngoret, niltil, ngucek, oncangoncangan dan lain –lain sesuai dengan kebutuhan gendingnya.
•          Dua instrumen Penyacah: Instrumen ini mempunyai jumlah bilah sebanyak tujuh buah dengan susunan nada: 1 3 4 5 7 1 3 dibaca ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. berfungsi sebagai pemangku lagu/mempertegas jalannya melodi (pukulannya lebih
rapat dari jublag).Secara fisik ukurannya lebih kecil dari instrument Jublag. Teknik permainannya sangat melodis pada setiap matra lagu.
•          Dua instrument Jublag. Instrumen jublag adalah satu instrument yang memiliki jumlah bilah lima buah, dengan susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding, ndong, ndeng, ndung, ndang. Besar kecilnya nada diambil dari instrument ugal/giying. Funfsinya dalam sebuah barungan adalah sebagai pemangku lagu, memperkuat/mempertegas melodi pada ruasruas gending. Teknik pukulan yang diterapkan adalah: neliti, magending, nyele/nyelah.
•          Dua instrument Jegogan. Instrumen Jegogan merupakan instrument bilah yang paling besar ukurannya dalam barungan Gong Kebyar. Instrument ini memiliki bilah sebanyak lima buah dengan susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding, ndong, ndeng, ndung ndang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu dan memberikan aksentuasi kuat pada ruas-ruas gending (pukulannya lebih jarang dari jublag)
•          Satu Kempur: Merupakan instrument berpencon yang besarnya memiliki diameter 50-60 cm. Dengan digantung pada sebuah sangsangan, instrument ini berfungsi sebagai pemangku irama (ritme) dan sebagai pematok ruas-ruas gending serta sebagai pemberi aksen-aksen sebelum jatuhnya gong. Pola pukulannya dapat memberikan identitas ukuran tabuh yang dibawakannya. Sepert: tabuh pisan satu kempur dalam satu gong, tabuh dua, ada dua kempur dalam satu gongannya, dan seterusnya.
•          Satu instrument Kemong: Instrumen kemong adalah merupakan instrument berpencon yang dalam settingya digantung pada sangsangan kecil yang disebut trampa. Fungsinya dalam barungan adalah untuk pengisi ruas-ruas lagu. Biasanya penerapan pukulan kemong pertanda gending yang dibawakan telah mencapai setengah dari gending secara utuh (kecuali pengawak palegongan). Pola pukulannya adalah: Tunjang sari,
•          Dua buah Gong lanang dan wadon: Instrumen gong adalah instrument berpencon yang ukurannya paling besar dalam Gong Kebyar. Terbuat dari kerawang dan memiliki ukuran diameter 65 – 90 cm. Dilihat dari fungsinya, instrument ini berfungsi sebagai finalis lagu (menghakhiri lagu). Sebagai finalis lagu instrument ini memiliki jenis pukulan yang disebut Purwa Tangi.
•          Kendang Lanang Wadon: di atas telah dipaparkan tentang instrument kendang. Akan tetapi dalam sebuah barungan kendang berfungsi sebagai pemurba irama. Disamping itu kendang dapat mengatur tempo, keras liris gending dan lain-lain. Beberapa pukulan kendang antara lain: Motif bebaton, gegulet, jejagulan, bebaturan, gupekan, milpil, dan lain-lain.
•          Beberapa suling dengan berbeda ukuran: Suling merupakan instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai pemanis lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu ataukah memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun membelakangi melodi gending.
•          Satu Cengceng Kecek: Secara fisik cengceng gecek memiliki dua bagian yaitu: dua alat pemukul (penekep) disebut bunga cengceng, dan cengceng tatakan. Dalam tatakan terdapat kurang lebih lima buah cengceng yang diikat pada pangkonnya. Untuk memunculkan suara, cengceng penekep dipegang oleh dua tangan dan dimainkan dengan dibenturkan sesuai tekniknya. Adapun beberapa jenis pukulannya adalah: pukulan malpal, ngecek, ngelumbar dan lain-lain. Sedangkan fungsinya dalam barungan adalah untuk memperkaya ritme/angsel-angsel tanpa memakai tehnik jalinan.
•          Satu buah kajar: Instrumen ini merupakan salah satu inmstrumen bermoncol/pencon yang berfungsi sebagai pembawa irama. Adapun jenis pukulannya adalah pukulan Penatas lampah yang artinya pola pukulan kajar yang mengikuti pola ritme yang ajeg dari satu pukulan ke pukulan berikutnya dalam jangka waktu serta jarak yang sama.
•          Satu buah rebab: Instrumen rebab merupakan instrument gesek yang dalam barungan gamelan sebagai penyeimbang/ harmonisasi lagu. Instrumen ini membutuhkan pengeras suara karena secara kualitas suara sangat nyaring, namun tidak mampu menimbulkan suara keras. Sehingga instrument rebab sangat tepat diharmoniskan dengan suling, dan pada saat pementasan dibantu oleh pengeras suara.
 Karakteristik Gong Kebyar
Gong Kebyar sebagai barungan gamelan yang tercetus di bali utara sekitar tahun 1915 memiliki karakter yang multi karakter. Keras, enerjik, bisa juga lembut, agung, hikmad, dan berbagai karakter bisa di dapatkan dalam barungan ini. Sehingga barungan gong kebyar dikatakan sangat pleksibel. Beberapa karakter dan fungsi gong kebyar dapat di sampaikan sebagai berikut:
• Bersifat praktis
• Bisa untuk sajian gending pategak instrumental (lelambatan maupun kakebyaran).
• Untuk iringan tari/dramatari: patopengan, bebarongan, palegongan, pearjan dll.
• Kususnya untuk iringan tari kakebyaran
• Sanggup mentranspormir repertoar ensamble-ensamble lain
• Mengundang aksi penampilan secara tidak terbatas.

• Sebagai sarana diplomasi kebudayaan melalui misi kesenian, yang hampir setiap lawatan ke manca Negara memakai gong kebyar, bahkan telah banyak Negara lainnya di dunia memiliki perangkat ini.

 Download Sejarah Gamelan