1.
Latar Belakang Sejarahnya
Untuk mengungkap
sejarah asal mula suatu kesenian seperti seni gong kebyar di Banjar
Mumbi,ds,pupuan ,Tegallalang,Gianyar, sungguh tidak mudah. Kesulitan-kesulitan
yang menyebabkannya adalah kurangnya data-data mengenai gamelan tersebut dan
hampir tidak ada data-data tertulis yang memuat tentang gamelan gong kebyar
tersebut.
Namun demikian dari
beberapa informasi yang penulis hubungi, telah berhasil penulis kumpulkan
sejumlah informasi baik dari anggota sekaa maupun informan-informan luar yang
mampu memberikan keterangan mengenai data-data tentang asal mula dari gamelan
gong kebyar ini.
Gamelan Kebyar yang
hingga kini masih aktif dimainkan oleh masyarakat Bali. Barungan-barungan ini
didominir oleh alat-alat instrument pukul, tiup dan beberapa instrumen
Instrumen-instrumen ini ada yang dibuat dari bambu, kayu dan perunggu
(krawang). Gamelan-gamelan ini sebagian besar milik kelompok masyarakat, hanya
beberapa saja diantaranya merupakan milik pribadi/perorangan. Berdasar jumlah
pemain atau penabuhnya, gamelan Bali dapat dikelompokkan barungan alit (kecil),
madya (sedang) dan barungan ageng (besar). Baruangan gamelan alit pada umumnya
dimainkan oleh 4-10 orang, ruangan madya antara 11-25 orang, sedangkan barungan
ageng memerlukan diatas 25 orang. Dilihat dari usia barungan dan latar belakang
sejarahnya, para pakar karawitan Bali membagi jenis-jenis gamelan yang ada
didaerah ini kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu gamelan golongan tua, gamelan
golongan madya, gamelan golongan modern.
Gamelan kebyar
merupakan satu bentuk karya dari gamelan golongan madya seni budaya yang ekspresif dan dinamis
diterima masyarakat dan berkembang ke seluruh Bali, bahkan sampai keluar Bali.
Sebagai karya baru, kebyar mampu menampung berbagai inspirasi yang muncul sari
bentuk-bentuk seni tradisional yang telah ada.
Gamelan Gong Kebyar secara umum dan yang ada di Banjar mumbi,desa pupuan Tegallalang ,Gianyar
Pemberian nama
“Kebyar” terhadap karya seni tersebut tepat, karena perangkat gamelan baru itu
betul mampu mengekspresikan karakter kebyar, yaitu keras, lincah, cepat,
agresif, mengejutkan, muda, enerjik, gelisah, semangat, optimis, kejasmanian, ambisius,
dab penuh emosional.
Gamelan baru pelog
pancanada ini pada awalnya merupakan sebuah pengembangan dari asambel Gamelan
Gong Gede, sebuah orkes agung gaya kuno yang sangat diperlukan pada hari-hari
besar atau upacara odalan di pura. Gamelan tradisional ini merupakan sebuah
asambel gamelan yang paling lengkap di Bali yaitu dengan banyak menggunakan
instrument yang dimainkan kurang lebih enam puluh orang penabuh. Dalam
perkembangannya menjadi Gamelan Kebyar ada beberapa instrument Gamelan Gong
Gede yang dihilangkan, dikurangi, diubah bentuknya, dan ada pula yang tidak
mengalami perubahan. Instrument yang dihilangkan
Secara pasti kapan
terjadi perubahan dari Gamelan Gong Gede menjadi Gamelan Kebyar pada saat ini
belum diketahui. Namun demikian ada satu informasi Anak Agung Gede Gusti
Jelantik (Bupati Buleleng) yang dituturkan kepada Colin McPchee pada tahun 1937
yang menyebutkan bahwa Gamelan Kebyar pertama kali didengar dikalangan
masyarakat umum pada bulan Desenber 1915 ketika tokoh gamelan di Bali Utara
menyelenggarakan kompetisi Gamelan Kebyar di Jagaraga Buleleng. Data ini
mendekati apa yang dikatakan Made Bandem bahwa Gamelan Kebyar telah terwujud di
Bali pada tahun 1914. ini berarti masyarakat bali Slatan, meraka lebih dahulu
terbuka terhadap pengaruh-pengaruh modern, khususnya setelah Bali sepenuhnya
dapat dikuasai pemerintah Belanda.
Nah sekarang saya
akan membicarakan sejarah berdirinya gamelan gong kebyar yang ada di desa saya
yaitu dibanjar Mumbi Desa pupuan Tegallalang ,gianyar ,awal mulanya gong kebyar
yang di desa saya yaitu karna adanya banjar petak yang sekarang disebut
petak,Gianyar
2.
Instrumental Gamelan Kebyar
Gamelan ini dipakai
untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara
fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan
pengurangan peranan, ataupun peniadaan beberapa buah instrumennya. Misalnya
saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh
tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 (lima)
dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 (sembilan) atau 10 (sepuluh).
Ceng-ceng kopyak yang terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) pasang dirubah
menjadi 1 (satu) atau 2 (dua) set ceng-ceng kecil. Kendang yang semula
dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Barungan Gong Kebyar
bisa diklasifikasikan menjadi 3 :
1. Utama = Yang besar dan lengkap
2. Madya = Yang semi lengkap
3. Nista = Yang sederhana
Barungan yang utama terdiri dari:
Jumlah
|
Satuan
|
Instrumen
|
2
|
buah
|
Giying
, atau Ugal
|
4
|
buah
|
Pemade
|
4
|
buah
|
Gangse
kantilan
|
1
|
tungguh
|
reyong berpencon 12
|
1
|
tungguh
|
terompong berpecon 10
|
2
|
buah
|
kendang besar (lanang
dan wadon
|
1
|
buah
|
Kempur
|
1
|
buah
|
|
2
|
buah
|
gong besar (lanang
dan wadon)
|
1
|
buah
|
kemong (gong kecil)
|
1
|
buah
|
babende (gong kecil
bermoncong pipih)
|
1
|
buah
|
kempli (semacam
kajar)
|
3
|
buah
|
suling bambu
|
1
|
pangkon
|
Ceng-ceng
|
Instrumen gamelan gong kebyar yang ada dibanjar
mumbi,pupuan,Gianyar. yaitu hanya ada:
1.Dua kendang (
lanang dan wadon)
2.Trompong 9. Bende
3.Dua ugal 10. Riong
4.Empat pemade 11.Sepasang
gong( lanang wadong)
5.Empat
kantilan
12.
Bende.dan Kempur.
6.Sepasang
jublag/calung 14. Kajar
7.Sepasang
jegogan 15.
Kempli dan ceng-ceng.
8.3 buah suling
Dilihat dari
embat-nya (warna suaranya) terdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali
yaitu:
• Gamelan kebyar yang bersumber dari
Gong Gede,
• dari gamelan palegongan,
• dan yang murni buatan baru.
Yang pertama
memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah
seperti yang banyak terdapat di Bali Utara, kelompok kedua menggunakan embat
sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang
sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang
murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di
berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum
ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.Embat gamelan gong kebyar
yang di Taro yaitu embat gamelan pelegongan saih slisir. Gending yang diketahui
antara lain: tabuh gilak,tabuh telu,tabuh besik dan tabuh pat yang diwariskan
dari kakek-kakek yang sudah tiada hingga
sekarang masih lestari gending-gendingnya.
3. Daftar informasi dari I WAYAN WIDNYANA
Nama informan: I Nyoman Jengo
Umur : 46 Tahun
Alamat:
banjar
Mumbi,desa pupuan tegallalang ,Gianyar
4.
Fungsi dan teknik masing-masing instrument
Gamelan Gong Kebyar
memiliki instrumentasi yang cukup besar.Masing-masing instrument dalam barungan
memiliki fungsinya tersendiri sesuai dengan ciri khas gamelan gong kebyar
yaitu “NGEBYAR”.
Sesuai dengan namanya Gong Kebyar, penerapan teknik juga enerjik. Repertoar
gamelan gong kebyar memakai teknik-teknik yang sangat komplek. Masing-masing
instrument telah memiliki teknik tersendiri dalam sebuah lagu. Begitu juga
fungsi alat dalam perangkat/barungan saat memainkan lagu disesuaikan dengan
kebutuhan lagu yang dibawakan.
Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Satu tungguh trompong dalam barungan
gong kebyar memiliki sepuluh buah oncol/pencon yang
merupakan nada Andang rendah sampai nada ndung tinggi.
Instrumen ini dimainkan oleh seorang penabuh dengan dua tangan
memakai panggul yang disebut panggul trompong. Dalam
sebuah barungan, instrumen ini berfungsi untuk pembawa lagu,
juga membuka/pengawit sebuah gending yang dalam
barungan membawa melodi dengan
tekniknya
tersendiri. Gagebug trompong sekar tanjung susun namanya.
Sistem ini adalah gambaran keindahan permainan trompong
yang dalam sub tekniknya seperti: Ngembat, Ngempyung,
Nyilih asih, nguluin, nerumpuk, ngantu, niltil, ngunda dan ngoret.
• Satu tungguh instrument Reyong.
Instrumen riyong adalah satu instrument yang berbentuk
memanjang. Instrumen ini memiliki jumlah
moncol/pencon sebanyak 12 buah dengan susunan nada dari nada : 5 7 1 3 4 5 7 1 3 4 5 7 dibaca ndeng,
ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang, nding, ndong,
ndeng, dan ndung. Reyong dimainkan oleh empat orang penabuh
dengan mempergunakan masing-masing dua buah panggul pada
tangan kanan dan kiri. Teknik permainan yang diterapkan
adalah tehnik ubit-ubitan yang dalam barungan gamelan sepadan dengan cecandetan, kotekan, tetorekan yang mengacu pada
teknik permainan polos dan sangsih yang dalam lontar Prakempa
disebut gagebug .(Bandem:1991:16). Lebih lanjut dalam lontar ini gagebug
rereyongan disebut I gajah mina namanya. Pemain reyong pertama dan ketiga (dari
kiri) memainkan pukulanpolos, sedangkan pemain kedua dan keempat memainkan
pukulan sangsih. Setiap pemain reyong memiliki wilayah nada untuk dapat
memainkan teknik-teknik di atas.
• Dua buah Instrumen Ugal. Instrumen
ugal/giying adalah sebuah instrument yang mempunyai jumlah
bilah 10 (sepuluh) buah dengan susunan nada-nadanya dari
kiri ke kanan. 4 5 7 1 3 4 5 7 1 3 dibaca ndong,
ndeng, ndung, ndang, nding, ndong, ndeng, ndung, ndang,
dan nding. Instrumen ini dimainkan oleh seorang pemain
dengan alat pemukul (panggul). Fungsi dalam barungan adalah
sebagai pembawa melodi dan memulai sebuah gending yang
dibawakan. Selain itu instrument ugal dapat mengendalikan
atau memimpin sebuah lagu untuk pemberian keras
lirih/nguncab-ngees sebuah gending. Beberapa tehnik pukulannya adalah: Ngoret, Ngerot, netdet, ngecek,
neliti, ngucek, gegejer, oncang-oncangan dan ngantung.
• Gansa pemade dan gangsa kantil.
Barungan Gong Kebyar memiliki empat instrument gangsa
pemade dan empat instrumen gangsa kantil. Instrumen ini
memiliki sepuluh nada dalam tungguhnya, dan urutan nadanya
sama dengan instrument ugal. Hanya saja instrument kantil
lebih tinggi oktafnya dari gangsa pemade. Jadi
secara estetika perbedaan oktaf tersebut untuk seimbangan
dan harmonisasi. Kedelapan instrumen ini berfungsi membuat
jalinan-jalinan/kotekan dalam sebuah gending. Pemberian
ilustrasi oleh instrument ini dapat memperkuat lagu
pokok. Beberapa teknik gagebug/pukulan yang diterapkan
dalam instrument gangsa seperti: teknik pukulan nyogcag,
bebaru, tetorekan, norot, ngoret, niltil, ngucek, oncangoncangan dan lain –lain
sesuai dengan kebutuhan gendingnya.
• Dua instrumen Penyacah: Instrumen ini
mempunyai jumlah bilah sebanyak tujuh buah dengan
susunan nada: 1 3 4 5 7 1 3 dibaca ndang, nding,
ndong, ndeng, ndung, ndang. berfungsi sebagai pemangku
lagu/mempertegas jalannya melodi (pukulannya lebih
rapat dari
jublag).Secara fisik ukurannya lebih kecil dari instrument
Jublag. Teknik permainannya sangat melodis pada setiap
matra lagu.
• Dua instrument Jublag. Instrumen
jublag adalah satu
instrument yang memiliki jumlah bilah
lima buah, dengan
susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding,
ndong, ndeng, ndung, ndang. Besar kecilnya nada
diambil dari instrument ugal/giying. Funfsinya dalam
sebuah barungan adalah sebagai pemangku lagu,
memperkuat/mempertegas melodi pada ruasruas gending. Teknik
pukulan yang diterapkan adalah: neliti, magending,
nyele/nyelah.
• Dua instrument Jegogan. Instrumen
Jegogan merupakan
instrument bilah yang paling besar ukurannya
dalam barungan Gong Kebyar. Instrument ini memiliki bilah sebanyak
lima buah dengan susunan nada 3 4 5 7 1 dibaca nding, ndong,
ndeng, ndung ndang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku
lagu dan memberikan aksentuasi kuat pada ruas-ruas gending (pukulannya lebih jarang dari jublag)
• Satu Kempur: Merupakan instrument
berpencon yang besarnya memiliki diameter 50-60 cm.
Dengan digantung pada sebuah sangsangan, instrument ini
berfungsi sebagai pemangku irama (ritme) dan
sebagai pematok ruas-ruas gending serta sebagai pemberi
aksen-aksen sebelum jatuhnya gong. Pola pukulannya dapat memberikan identitas
ukuran tabuh yang dibawakannya. Sepert: tabuh pisan
satu kempur dalam satu gong, tabuh dua, ada dua kempur
dalam satu gongannya, dan seterusnya.
• Satu instrument Kemong: Instrumen
kemong adalah merupakan instrument berpencon yang dalam
settingya digantung pada sangsangan kecil yang disebut
trampa. Fungsinya dalam barungan adalah untuk pengisi
ruas-ruas lagu. Biasanya penerapan pukulan kemong pertanda
gending yang dibawakan telah mencapai setengah dari
gending secara utuh (kecuali pengawak palegongan). Pola
pukulannya adalah: Tunjang sari,
• Dua buah Gong lanang dan wadon:
Instrumen gong adalah instrument berpencon yang
ukurannya paling besar dalam Gong Kebyar. Terbuat
dari kerawang dan memiliki ukuran diameter 65 – 90 cm. Dilihat dari fungsinya,
instrument ini berfungsi sebagai finalis lagu
(menghakhiri lagu). Sebagai finalis lagu instrument ini memiliki jenis pukulan
yang disebut Purwa Tangi.
• Kendang Lanang Wadon: di atas telah
dipaparkan tentang
instrument kendang. Akan tetapi dalam
sebuah barungan kendang berfungsi sebagai pemurba irama. Disamping itu kendang dapat mengatur tempo, keras liris gending dan
lain-lain. Beberapa pukulan kendang antara lain: Motif bebaton,
gegulet, jejagulan, bebaturan, gupekan, milpil, dan lain-lain.
• Beberapa suling dengan berbeda ukuran:
Suling merupakan instrument melodis yang dalam komposisi lagu sebagai
pemanis lagu. Teknik permainan bisa simetris dengan lagu ataukah memberikan ilustrasi gending baik mendahului maupun membelakangi melodi gending.
• Satu Cengceng Kecek: Secara fisik
cengceng gecek memiliki dua bagian yaitu: dua alat pemukul
(penekep) disebut bunga cengceng, dan cengceng tatakan.
Dalam tatakan terdapat kurang lebih lima buah cengceng yang
diikat pada pangkonnya. Untuk memunculkan suara, cengceng
penekep dipegang oleh dua tangan dan dimainkan
dengan dibenturkan sesuai tekniknya. Adapun beberapa jenis
pukulannya adalah: pukulan malpal, ngecek, ngelumbar dan
lain-lain. Sedangkan fungsinya dalam barungan adalah
untuk memperkaya ritme/angsel-angsel tanpa memakai tehnik jalinan.
• Satu buah kajar: Instrumen ini
merupakan salah satu inmstrumen bermoncol/pencon yang
berfungsi sebagai pembawa irama. Adapun jenis pukulannya
adalah pukulan Penatas lampah yang artinya pola pukulan kajar
yang mengikuti pola ritme yang ajeg dari satu pukulan ke pukulan
berikutnya dalam jangka waktu serta jarak yang sama.
• Satu buah rebab: Instrumen rebab
merupakan instrument gesek yang dalam barungan gamelan
sebagai penyeimbang/ harmonisasi lagu. Instrumen
ini membutuhkan pengeras suara karena secara kualitas suara
sangat nyaring, namun tidak mampu menimbulkan suara
keras. Sehingga instrument rebab sangat tepat diharmoniskan
dengan suling, dan pada saat pementasan dibantu oleh
pengeras suara.
Karakteristik Gong Kebyar
Gong Kebyar sebagai
barungan gamelan yang tercetus di bali utara sekitar
tahun 1915 memiliki karakter yang multi karakter. Keras, enerjik, bisa juga lembut, agung, hikmad, dan berbagai
karakter bisa di dapatkan dalam barungan ini. Sehingga barungan gong
kebyar dikatakan sangat pleksibel. Beberapa karakter dan
fungsi gong kebyar
dapat di sampaikan sebagai berikut:
• Bersifat praktis
• Bisa untuk sajian
gending pategak instrumental (lelambatan maupun
kakebyaran).
• Untuk iringan
tari/dramatari: patopengan, bebarongan, palegongan,
pearjan dll.
• Kususnya untuk
iringan tari kakebyaran
• Sanggup
mentranspormir repertoar ensamble-ensamble lain
• Mengundang aksi
penampilan secara tidak terbatas.
• Sebagai sarana
diplomasi kebudayaan melalui misi kesenian, yang hampir
setiap lawatan ke manca Negara memakai gong kebyar, bahkan telah banyak Negara lainnya di dunia memiliki
perangkat ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar, dan Berkomentar dengan sopan, terimakasih..