ANTARA DUA PILIHAN
oleh :@m4L14 N4ND@
“satu…dua…tiga.. ayo cepat, kalo kalian
lambat kayak gini kita bisa kalah sama sekolah lain”ucapku sambil memberi semangat
kepada tim ku. Namaku Rio, aku adalah kapten tim basket di sekolahku yang bulan
depan akan mewakili sekolahku dalam lomba basket antar sekolah. Saat sedang
latihan, tiba-tiba saja datang seorng perempuan memanggilku dengan nada yang
sedikit membentak.
“ kamu lupa ya kalo sekarang kita mau
jalan?” ucap pacarku yang bernama LIa
“maaf LIa bukannya aku lupa, aku cuma gak
sempet ngasih tau kamu” kataku menyesal
“kamu udah sering kayak gini setiap kita
mau jalan pasti gak jadi terus dan alasannya selalu latihan basket latihan
basket, kapan kamu punya waktu buat aku ?” protes
“oke besok aku bakal ngeluangin waktu buat
kamu, maaf karna kesibukanku” katakku
Esok harinya aku dan Lia akhirnya dapat
jalan-jalan bersama, menikmati suasana yang jarang kita rasakan. Meskipun Lia
masih marah padaku, namun aku tetap memintanya agar datang pada saat
pertandingan. Beberapa hari sebelum pertandingan, aku, teman-temanku, pelatih
beserta kepala sekolah berkumpul di aula untuk mendengarkan pesan dari kepala
sekolah.
“ anak-anak, bapak berharap besar sama
kalian untuk bisa mendapat gelar juara yang slama ini belum kita dapatkan” ucap
kepala sekolah dengan sungguh-sungguh
“iya pak, kami akan berjuang untuk bisa
mendapat gelar juara “ jawabku serempak dengan teman-temanku
“ bagus anak-anak, semangat kalian harus
kayak gini “ kata pak Deny, pelatih kami
Hari
pertandinganpun tiba, sebelum bertanding kami berdoa terlebih dahulu agar bisa
menang dalam pertandingan ini. Aku melihat ke bangku penonton, mataku mencari
sosok yang selalu ku rindukan yaitu Lia, namun dia tidak ada di bangku
penonton. Sampai pertandingan pun tiba, akhirnya aku mulai pertandingan tanpa
semangat dari pacarku, pada awal pertandingan tim kami unggul sampai pada akhir
pertandingan tim kami masih unggul dengan skor yang beda jauh. Kami sangat
senang dan bangga bisa menjadi pemenang dalam pertandingan ini, namun tetap
saja aku masih sedih karena Lia tidak datang saat pertandingan. Minggu depan
kami akan melawan sekolah yang tahun lalu menjadi juara 3.
Kami
berlatih dengan rutin, hampir setiap hari kami berlatih sampai suatu hari saat
latihan semua temanku mengeluh.
“kapan kita bisa istirahat ? setiap hari
latihan terus “ ucap temanku terlihat lelah
“kenapa kalian ngeluh kayak gini ? kita
ngelakuin ini demi sekolah ! itu kan tujuan kita. Kalian mau ngecewain pelatih
sama kepala y sekolah yang udah percaya sama kita ?” ucapku
“ya nggak, tapi kita capek terus-terusan
latihan” eluh temanku kembali
“aku tau kalian capek, aku juga sebenernya
capek tapi aku gak pernah ngeluh sama kalian jadi aku mohon sama kalian jangan
ngeluh lagi, ada waktunya kita istirahat “
“maaf Rio, gak seharusnya kami ngeluh. Ayo
teman-teman kita latihan lagi “ ucap
temanku dengan semangat
Aku tersenyum melihat mereka latihan dengan
semangat. Selesai latihan, Lia tiba-tiba saja memintaku bertemu. Aku sangat
senang bisa bertemu dengan Lia namun rasa senang berubah menjadi sedih.
“Lia, ada apa ? kangen ya sama aku ? “
candaku
“Rio, aku gak bisa kayak gini terus, kamu
lebih mentingin basket daripada aku “ ucap Lia menahan tangis
“Lia, bukannya aku lebih mentingin basket
daripada kamu tapi aku sebagai kapten tim basket gak bisa ninggalin mereka gitu
aja, itu tugas dari sekolah dan aku harap kamu bisa ngertiin aku “ ucapku
“aku udah capek, sekarang kamu lebih milih
aku atau basket ?” kata Lia
“aku milih keduanya “ kataku
“ kamu piih aku atau basket ?!” ucap Lia
sedikit membentak
“ maaf Lia tapi sekarang aku lebih milih
basket, aku gak mungkin ninggalin basket karna sebentar lagi ada pertandingan
tapi meskipun aku milih basket, aku tetep sayang sama kamu, aku selalu nerima
kamu kapan aja “ ucapku dengan berat hati
Lia langsung
pergi meninggalkanku tanpa berkata apa-apa. Hari-hari berlalu tanpa kabar dari
Lia, sampai pada akhirnya hari pertandinganpun tiba. Aku bersama teman-temanku
sedang mendengarkan penjelasan dari Pak Deny untuk strategi bermain, namun aku
tidak terlalu mendengarkan apa yang di katakan oleh pelatih karena aku masih
memikirkan Lia. Sampai pertandingan pun dimulai aku masih memikirkan Lia, pada
awal pertandingan kami kewalahan menghadapi sekolah lain dan skor kami pun
tertinggal jauh namun pada pertengahan pertandingan kami mampu mengejar skor
yang tertinggal jauh. Dan pada akhirnya tuhan masih berpihak pada tim kita ,
tim kita masuk ke babak final dan melawan sekolah yang tahun lalu merebut juara
pertama, semua orang senang atas kemenangan yang sudah di raih namun di balik kesenangan
yang kurasa masih tersimpan rasa sedihku karna Lia meninggalkanku. Beberapa hari
kemudian setelah pertandingan , semua teman-temanku dan pelatih berkumpul untuk
membahas lawan yang akan kami hadapi minggu depan.
Tanpa terasa hari
demi hari kami lalui sampai pertandingan pun sudah diujung mata dan
pertandingan pun dimulai. Pada awal pertandingan, kami sempat kewalahan namun
kami dapat mengejar skor yang tertinggal. Pada pertengahan pertandingan kami
tertinggal jauh dengan lawan dan teman-temanku pun terlihat putus asa sampai
waktu istirahat tiba skor kami tetap sama.
“ rio kita udah capek, kayaknya kita gak
bakal menang lawan mereka “ ucap temanku pasrah
“ iya , lagian skor kita udah ketinggalan
jauh sama mereka “ sambung temanku
“ kalian mau pasrah dengan keadaan ini ?
kalian mau nyia2in waktu dan tenaga kalian yang selama ini kalian pakai buat
latihan ? coba kalian liat di luar , temen2 kita dari sekolah dating buat
nyemangatin kita. Apa kalian mau buat mereka kecewa ? “ ucapku tegas. Semua
tampak berfikir dan mereka mulai percaya diri kembali.
“
maaf rio , kita udah janji buat gak ngeluh lagi tapi kenyataanya gini “
kata temanku menyesal.
“ yaudah gak apa-apa yang penting kalian
gak boleh nyerah , inget walaupun peluang untuk menang itu tipis tapi kita
masih ada kesempatan walaupun hanya 1 persen. Ayo semuanya semangat “ kataku.
Tiba-tiba saja
Lia datang memberiku semangat, aku sangat senang atas kehadiran Lia dan aku pun
makin semangat dengan kehadiran Lia. Pertandingan pun di mulai kembali, kami
langsung mengejar skor kami yang tertinggal jauh dan skor kami pun seri. Di
detik-detik menit-menit terakhir belum ada satu pun yang memasukkan bola ke
ring dan penjagaan dari tim lawan pun sangat ketat. Waktu yang tersisa pun
tidak banyak, akhirnya aku nekat melempar bola dari kejauhan , berharap bola
itu akan masuk ke ring dan keajaiban pun datang. Bola yang ku lempar akhirnya masuk, semua temanku
bersorak merayakan kemenangan. Aku sangat bangga dengan timku yang selama ini
sudah bekerja keras demi mempersembahkan gelar juara untuk sekolah kita. Saat
selesai pertandingan semua temanku langsung mengangkatku dan bersorak-sorak,
aku memegang piala yang slama ini aku harapkan dan piala yang ingin ku
persembahkan untuk sekolah. Dan Lia menghampiriku lalu berkata
“ Rio, maafin aku ya yang gak bisa ngertiin
kamu aku bener-bener nyesel “ ucap Lia
“iya gak apa-apa kok Lia, aku kan dah
pernah bilang kalo aku bakal nerima kamu kapan aja, jadi sekarang kita balikan
lagi ?” kataku sambil tersenyum
“iya, aku bangga sama kamu yang udah buat
sekolah kita bisa dapet juara pertama” kata Lia
“iya Lia “ ucapku senang
Akhirnya
keinginanku tercapai juga, bisa membanggakan sekolah dengan prestasi yang telah
aku dan tim ku raih. Dan hubunganku dengan Lia pun berjalan baik, aku tidak
akan pernah melupakan kerja keras tim ku dan kejadian dengan pacarku yang
membuat kami semakin mengerti satu sama lain.
Oleh:
@m4L14 N4ND@
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar, dan Berkomentar dengan sopan, terimakasih..